Dia utuh, satu. Sampai suatu hari dia pecah
berkeping-keping, ya…menjadi keping-keping, mungkinkah bisa disatukan
lagi?mungkinkah bisa utuh lagi?ahh…mustahil sekali.
Mungkin ini akan berarti untuk para pesakitan hati.
Lihat saja sekali lagi, apa ada yang kembali utuh lagi?
Ketika sepotong hati sudah merasa jatuh hati, dia akan
berpotensi merasakan sakit hati bahkan patah hati, akhirnya menjadi
berkeping-keping lagi.
Sepotong hati itu bodoh sekali, termangu diam sendiri, dan
menjadi tak berarti.
Terlalu larut dalam kegalauan, terlalu membenamkan diri
dalam nyanyian hujan.
Hei…sepotong hati, tak bosankah kau sendiri?
Sepertinya dia hanya ingin menikmati sepi
Menikmati sendiri yang menurutnya jauh lebih berarti
Tidak tahukah dia jika dia tidak sendiri?
Sekali lagi dia itu memang hanya ingin sendiri
Jadi, masa bodoh jika sebenarnya dia itu tidak sendiri.
Hei..sepotong hati, bisakah kau melihat orang disekitarmu
lagi?
Akhirnya sepotong hati berbicara lagi
Tidak bisakah kau tinggalkanku sendiri,
Aku hanya ingin menikmati ini sendiri, sebentar lagi, disini
Setelah itu aku akan kembali lagi,
Kembali mencoba menerima bahwa aku sendiri
Dan tentu saja kembali membuka hati
Untuk orang yang mungkin juga sendiri
Aku hanya ingin sendiri sekarang ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar